Semarang-Papan
larangan berjualan yang terpampang di Jalan
Sudharto Tembalang Semarang, kini hanyalah papan
peringatan tanpa fungsi(15/12).
Meskipun
telah terpampang papan larangan berjualan di pinggir jalan, para pedagang kaki lima
tetap berjualan di sekitar jalan. Aneka jajan yang diperjual belikan di
sepanjang jalan, diantaranya es pisang
ijo, batagor, syomai, cimol, cireng, es degan, mi lidi, kripik dan macam-macam
jajanan yang lainnya termasuk juga servis jam, dan penjual simcard handphone.
Para
pedagang mengatakan telah berjualan disekitar jalan hampir selama lebih dari 1 tahun,
mereka mengaku tempat tersebut strategis untuk berjualan, selain berada di
pinggir jalan tempat tersebut juga mudah di jangkau para pembeli yang sebagian
banyak dari mahasiswa UNDIP dan POLTEKES.
“Nggak
apa-apa kok mba Jualan disini,
soalnya kan kita udah bayar uang ke kelurahan, cuma,
karena kelurahannya nggak bisa kesini terus, jadi diwakilkan sama yang jual es
kelapa muda” Irwan penjual mi lidi.
“Uang
seribu rupiah perhari itu berlaku buat semua pedagang yang berdagang disini,
nantinya uang tersebut saya kasih ke kelurahan, uang itu untuk biaya kebersihan
lingkungan” ujar Tohar, pedagang es degan yang diberi wewenang untuk mewakili
kelurahan.
Meski
tidak mengganggu pengguna jalan, tetap saja peringatan untuk tidak berjualan di
sepanjang jalan sejauh 100M telah diabaikan.
5 komentar:
sayang banget kalo cuma dijadiin pajangan doang itu papan larangannya :(
itu karena penyakit pejabat
emang sih tu papan larangan harusnya di perhatiin, tapi kalo ntar tukang dagangnya pada pergi, mahasiswa jajan d mana? :D
wah harus ada tindakan tegas nih dari pemda, tapi keputusan yang dibuat juga harus mikirin nasib para pedagang disana...
waduh ngeri juga kalo begini, bikin macet jalanan juga lho kadang-kadang. pemda nya tegas nih harusnya.
_arum sawitri_
Posting Komentar